Bagi mereka yang ridha dan diridhai, hidup susah atau senang sama saja, tak memalingkan mereka dari Allah. Yuk, belajar dari ahwâl mereka.

Nabi saw. bersabda, “Siapa saja yang ridha kepada Allah maka Allah pun ridha kepadanya,”
Kanz al-‘Ummâl, III/159

* * *

“Dua kebaikan yang karenanya seseorang terhindar dari segala keburukan: ridha terhadap ketentuan Allah dan santun kepada hamba-hamba Allah.”
Abu al-Hasan al-Syadzili

* * *

Saat duduk-duduk bersama Rabiah al-Adawiah, Sufyan al-Tsauri berkata, “Ya Allah, ridhailah kami.” Mendengar itu, Rabiah al-Adawiah berkata, “Tidakkah kau merasa malu meminta ridha kepada Allah sedangkan kau sendiri tidak ridha kepada-Nya?” “Astaghfirullah,” ucap Sufyan.

“Kapan seorang hamba disebut ridha kepada Allah?” Ja‘far bertanya.

“Jika kegembiraannya saat mendapat musibah sama saja dengan kegembiraannya saat mendapatkan nikmat,” tegas Rabiah.
Qût al-Qulûb, II/80

* * *

Sesungguhnya kalangan yang mengenal, taat, dan didekatkan kepada Allah (muqarrabîn) akan senantiasa tenang menjalani kehidupan. Hati mereka diliputi kedamaian. Batin mereka dilimpahi kebahagiaan. Sebab, mereka tak melihat ada kekuatan di semesta ini kecuali milik Allah. Mereka tidak melihat ada sesuatu pun yang mengasihi dengan adil kecuali Allah. Mereka tidak melihat ada sesuatu atau seorang pun yang menandingi kekuasaan Allah. Bagi mereka, tidak ada seorang pun penguasa yang bijaksana kecuali Allah. Karena itulah mereka sibuk hanya dengan Allah. Mereka pun tenteram dan nyaman bersama Allah. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya (QS al-Bayyinah: 8).

Buku ini menuturkan perjalanan hidup para arif yang telah kukuh di maqam ridha. Kita diajak menelusuri jejak mereka agar bisa memahami jalan yang mereka tempuh, memperhatikan setiap pesan mereka agar bisa mencium wangi telaga yang bening dan damai: telaga ridha yang menjadi tujuan dan puncak harapan mereka.

“Saya menghimpunnya dari berbagai sumber,” tutur penulis buku ini. “Setiap kali hati ini disaput gelisah dan resah di tengah kesibukan dunia, saya pulang dan berpaling ke hikmah serta kearifan mereka untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian. Dari mereka saya dapatkan cahaya yang menguatkan langkah dan tekad untuk menapaki jalan kehidupan.”

Spesifikasi

JudulRidha
 Rehatnya Ahli Taat dan Derajatnya Ahli Taqarrub
PenulisMuhammad Khalid Tsabit
ISBN978-623-6219-00-3
Dimensi15 × 23 cm
Isi460/SC/Bookpaper
SampulSoftCover
TerbitApril 2021

Daftar Isi

Geser ke kanan-kiri untuk beralih halaman.

Tentang Penulis

Muhammad Khalid Tsabit adalah seorang dai-penulis kelahiran Kairo 13 April 1947. Ia tumbuh di rumah ilmu dan adab. Ia putra seorang penulis besar Khalid Muhammad Khalid. Perpustakaan pribadi ayahnya yang besar dan lengkap telah memberinya kesempatan sejak dini untuk menikmati berbagai karya bermutu. Rumahnya itu juga jadi tempat berkunjung para kerabat dan sahabat, juga siapa saja yang berminat, terutama dari kalangan pengajar dan pelajar. Setelah mendalami Studi Bahasa Arab dan Keislaman hingga Pascasarjana (lulus 1976), beliau aktif meneliti, menulis, dan berdakwah bi lisânil maqâl maupun bi lisânil hâl.

Berapa harganya?

Harga normalnya Rp135.000.
Penawaran menariknya, dapatkan
harga promo untuk pemesanan hari ini.

Rp135.000 Rp114.000

0
HARI
0
JAM
0
MENIT
0
DETIK

Bukti Konfirmasi Pembeli