Apa istimewanya dua buku di atas?
- Maqâshidur Ri‘âyah adalah karya Sulthânul ‘Ulamâ’ Syekh Izzuddin bin Abdussalam (abad ke-7 H) sang penulis Syajaratul Ma‘ârif. Isinya saripati dari al-Ri‘âyah li Huqûqillâh mahakarya Syekh al-Harits al-Muhasibi (abad ke-3 H).
- Proses Kebahagiaan adalah terjemahan dari Kîmiyâ’us Sa‘âdah karya Hujjatul Islam Imam al-Ghazali yang dinilai sebagian ulama sebagai rangkuman dari Ihyâ’. Diterjemahkan dan diberikan catatan atau hasyiyah oleh K.H. A. Mustofa Bisri (Gus Mus), dan diberi kata pengantar oleh K.H. M. A. Sahal Mahfudh.
- Keduanya istimewa karena terjemahan disandingkan dengan teks Arabnya yang sudah diharakati lengkap, sehingga membacanya serasa ngaji kitab, memahami maknanya sekaligus merasakan keindahan tuturan aslinya.
- Keduanya dari khazanah “Kitab Kuning” yang membantu pembaca masa kini agar turut menikmati kekayaan ilmu dan kearifan ulama klasik yang dapat disambungkan dan disumbangkan untuk kemajuan peradaban Islam modern.
1. Maqâshidur Ri‘âyah
91 Kiat Menemukan Nikmat Taat
Lahir dari kedalaman makrifat seorang psikolog-muslim klasik, buku ini mengingatkan kita bahwa tiap perbuatan—yang sedemikian baik di mata manusia sekalipun—bisa sia-sia tanpa mengajak bicara hati kita: mengapa dan untuk apa kita beramal?
Syekh menuntun kita mengelola hati yang tulus dan perilaku yang lurus. Kepura-puraan yang kerap tak kita sadari dalam beramal dikupas, lapis demi lapis. Tak lagi disodori definisi, kita dilatih mendiagnosis beragam penyakit hati sekaligus cara mengobatinya. Praktis, sistematis, dan detail—menyengat kita betapa bukan penghambaan kepada Allah yang acap kita pertunjukkan saat beramal, melainkan kesombongan, ujub, dan ria.
Inilah saripati dari al-Ri‘âyah li Huqûqillâh mahakarya al-Muhasibi (abad ke-3 H) yang disebut-sebut oleh Imam al-Ghazali, “Penjelasan al-Muhasibi begitu memukau sehingga memang layak disajikan di tengah-tengah masyarakat.” Kitab rujukan yang relatif tebal itu lalu disentuh-ulang oleh Izzudin bin Abdussalam (abad ke-7 H)—sang penulis Syajaratul Ma‘ârif—hingga jadi lebih singkat-padat dan mudah dipahami.
Selamat mereguk kearifan dan keberkahan dari dua ulama-klasik ini dan bersiaplah menjadi pribadi yang lebih baik lahir-batin di hadapan Khalik dan makhluk-Nya.
Judul | Maqâshidur Ri‘âyah |
METODE POKOK MENYUCIKAN HATI | |
Penulis | Syekh Izzuddin bin Abdussalam |
ISBN | 978-602-5547-86-7 |
Dimensi | 15 × 23 cm |
Halaman | 460/HardCover/Bookpaper |
Bulan terbit | November 2020 |
Harga | Rp135.000 |
Beli Maqâshidur Ri‘âyah Gratis Proses Kebahagiaan
2. Proses Kebahagiaan
Kîmiyâ’us Sa‘âdah dinilai sebagian ulama sebagai rangkuman dari Ihyâ’. Mengapa diberi judul “kimia”? Pada zaman dahulu ada kepercayaan bahwa bahan kimiawi tertentu dapat mengubah logam biasa menjadi emas.
“Maksud dari kimia ini,” tutur Imam Ghazali, “ialah bahwa sifat-sifat kekurangan ditanggalkan dan segala sifat-sifat kesempurnaan dikenakan. Dan rahasia kimia ini adalah: hendaknya kamu kembali dari dunia ini menuju Allah, seperti firman-Nya: Dan tekunlah beribadah kepada-Nya dengan setekun-tekunnya (al-Muzzammil: 8). Adapun keutamaan kimia ini tak terkirakan.”
Judul | PROSES KEBAHAGIAAN |
Mengaji Kîmiyâ’us Sa‘âdah | |
Penulis | Imam al-Ghazali |
ISBN | 978-602-5547-56-0 |
Dimensi | 13 × 19 cm |
Halaman | 148/Hard Cover/Bookpaper |
Bulan terbit | Agustus 2020 |
Harga | Rp65.000 |
Beli Maqâshidur Ri‘âyah Gratis Proses Kebahagiaan