Judul | Terapi Masnawi |
Ledakkan Energi Positifmu Bersama Jalaluddin Rumi | |
Penulis | Prof. Dr. Nevzat Tarhan |
ISBN | 978-602-73761-4-4 |
Dimensi | 13 × 20,5 cm |
Isi | 316 halaman; Bookpaper |
Sampul | SoftCover |
Terbit | Mei 2016 |
Sinopsis
Dalam diri manusia terdapat tenaga rahasia yang, jika digunakan sungguh-sungguh dan tepat, bisa membawa manusia ke keluasan tak terbatas ….
Jalaluddin Rumi
Rumi bukan saja penyair dan mistikus. Ia sungguh memahami kodrat manusia secara mendalam.
Erich Fromm, psikolog terkemuka
* * *
Jalaluddin Rumi (1207–1274) disebut-sebut seperti cahaya matahari cinta dan perdamaian yang menyinari semesta ciptaan-Nya. Masnawi—salah satu mahakaryanya—sudah menjadi warisan dunia, tak hanya populer di kalangan muslim tetapi juga diminati para pencari kearifan di Barat. There is something hidden within them that heals peoples souls, tutur mereka.
Dalam buku ini, kita diajak menyimak cerita dari Rumi, mengunduh hikmah, mengaca diri, dan membuka hati supaya diderasi inspirasi untuk transformasi kehidupan kita sehari-hari. Nevzat Tarhan menghidangkan kisah dan wawasan yang dapat meringankan rasa sakit yang diderita banyak orang secara psikologis dan emosional. Apik, menukik, tapi mudah dipahami.
“Abad ke-21,” kata Prof. Tarhan, “kita sebut Abad Kebijaksanaan. Bila manusia tidak mempunyai kearifan, apa pun yang mereka raih akan sia-sia belaka. Umat manusia memerlukan sistem berpikir dan merasa seperti yang diajarkan dan dicontohkan Rumi, sebagaimana kita memerlukan peralatan selam untuk menyelami lautan yang mahadalam. Maka, bila ingin tumbuh secara spiritual, siapa pun harus mempunyai perkakas yang berhubungan dengan Rumi. Hanya dengan seperti itu ia dapat menyelam dan menemukan harta karun kemanusiaan dan spiritualitas yang selama ini terpendam.”
Inilah buah cinta dan ketekunan seorang dokter, psikiater, dan neuropsikolog dalam menelisik aspek terapis kitab Masnawi dengan pendekatan ilmiah modern yang telah digelutinya selama puluhan tahun. Wajar bila buku dengan perspektif baru ini disambut hangat dan bestseller di Turki. Bersyukurlah edisi Indonesia yang diterjemahkan langsung dari bahasa Turki ini hadir menyapa akal dan hati Anda.
* * *
Suara Rumi yang terbersit dalam puisinya perlu didengar manusia di seluruh dunia, di Timur maupun Barat. Terlebih pada masa modern ini.
R.A. Nicholson
Di tangan Prof. Tarhan, syair dan kisah sang mistikus besar ini menjadi obat dan terapi untuk spiritualitas umat manusia dewasa ini. Dahsyat.
Bernando J. Sujibto, penerjemah dan editor
Isi Buku
Kata Pengantar
Bab 1: Menemukan Kembali Nilai-Nilai Kemanusiaan dalam Maulana Jalaluddin Rumi
- Pencaharian Kecerdasan Hati di Seantero Dunia
- Kecerdasan Emosi dan Maulana Rumi
- Mendalami Kecerdasan Hati Melalui Pertanyaan-Pertanyaan Sederhana
- Kecerdasan Hati dan Dunia Spiritualitas
- Maulana Rumi dan Terapi Publik
- Kontribusi Rumi terhadap “Ilmu Kebahagiaan”
Bab 2: Terapi Masnawi
- Pola Pikir Keliru: Kalau Aku Bertingkah Laku Sesuai Kehendak Orang-Orang, Aku Akan Kehilangan Kebebasanku
- Pola Pikir Keliru: Aku Tahu Apa yang Terbaik Buat Diriku. Tak Perlu Mereka Ikut Campur dan Sibuk Mengomentari Apa yang Harus Aku Lakukan
- Pola Pikir Keliru: Orang-Orang Harus Mengerjakan Sesuatu Sesuai dengan Caraku. Karena Pada Umumnya Carakulah yang Terbaik
- Pola Pikir Keliru: Dikenal, Dipuji, dan Dikagumi Orang Lain Adalah Hal yang Penting. Orang-Orang Harus Tahu Bahwa Aku Adalah Orang yang Istimewa
- Pola Pikir Keliru: Jangan Sampai Aku Terganggu dengan Pikiranku Sendiri. Bagaimana pun Aku Harus Bertingkah Laku Sesuai Keinginanku. Jika Aku Melakukan Sesuatu Yang Membuatku Merasa Senang, Aku Harus Segera Memulainya dan Mengerjakannya
- Pola Pikir Keliru: Apabila Orang-Orang yang Mendekatiku Tahu Diriku yang “Sebenarnya” Mereka Akan Menjauh. Aku Bukan Siapa-Siapa Kalau Sampai Gagal Membuat Mereka Terhibur dan Gagal Membuat Mereka Menyukaiku
- Pola Pikir Keliru: Dikenal, Dipuji, dan Dikagumi Adalah Hal yang Penting
- Pola Pikir Keliru: Aku Tidak Perlu Mencemaskan Hasil Buruk Ketika Aku Yakin Bahwa yang Aku Kerjakan Akan Membawa Keuntungan
- Pola Pikir Keliru: Rata-Rata Orang Bukan Sahabat bagi Sesamanya. Ada Saja Orang yang dengan Sengaja Merendahkanku. Bisa Jadi Teman Terdekatku Sekarang Adalah Mereka yang tidak Setia dan tidak Dapat Dipercaya
- Pola Pikir Keliru: Suatu Masalah Akan Selesai Jika Aku Menghindarinya
- Pola Pikir Keliru: Aku Seorang Pemalu. Aku Adalah Orang yang Buruk
- Pola Pikir Keliru: Aku Adalah Sebuah Kekecewaan
- Pola Pikir Keliru: Adalah Kondisi yang Buruk Ketika Orang-Orang Mengabaikan Keberadaanku
- Pola Pikir Keliru: Aku Harus Menjadi Pusat Perhatian
- Pola Pikir Keliru: Aku Tidak Peduli Atas Pikiran atau Penilaian Mereka terhadapku
- Pola Pikir Keliru: Jika Aku Menginginkan Sesuatu Aku Akan Melakukan Apa pun untuk Mendapatkannya
- Pola Pikir Keliru: Kesalahan atau Kekurangan yang Aku Kerjakan Hanya Akan Mendatangkan Bencana. Kekurangan dan Kesalahan Adalah Suatu Hal yang Buruk. Hasil Kerja yang Sempurna Adalah Sebuah Keharusan
- Pola Pikir Keliru: Aku Adalah Seorang Pedagang Emas, dengan Sekali Pandang Aku Dapat Mengetahui Nilainya
- Pola Pikir Keliru: Untuk Mendapatkan Keuntungan Aku Harus Berusaha Keras. Aku Akan Melakukan Apa pun untuk Hal yang Aku Inginkan
- Pola Pikir Keliru: Aku Harus Mencapai Standar Tinggi, Jika Tidak Semuanya Akan Berantakan
- Pola Pikir Keliru: Ketika Aku Merasakan atau Memikirkan Sesuatu yang Mengganggu Rasa Nyamanku Maka Aku Harus Membuangnya Jauh-Jauh dari Pikiranku atau Menyibukkan Diriku pada Hal Lain (Seperti Menonton Televisi, Mabuk-mabukan, dsb). Suatu Masalah Akan Selesai Jika Aku Menghindarinya
- Pola Pikir Keliru: Aku Tidak Bisa Merefleksikan Apa yang Ada di dalam Diriku. Aku Tidak Mau Menunjukkan Perasaanku Karena itu Bukan Sesuatu yang Baik.
- Pola Pikir Keliru: Aku Akan Melakukan Apa pun untuk Mencegah Mereka yang Membuatku Jatuh dalam Bahaya
- Pola Pikir Keliru: Aku Berhak untuk Tidak Bahagia. Aku Tidak Mengerti Apa yang Aku Mau
- Pola Pikir Keliru: Aku Bisa jadi Manusia yang Bermanfaat Jika Melupakan Kekuranganku, Menganggap Mereka Tidak Ada
- Pola Pikir Keliru: Aku Membutuhkan Seseorang yang Berada di Dekatku Ketika Aku Melakukan Sebuah Pekerjaan Atau Ketika Aku Terjebak dalam Situasi yang Buruk. Aku Akan Mendengarkan Perkataan Mereka atau Melakukan Apa pun yang Mereka Suruh
- Pola Pikir Keliru: Orang-Orang Memang Berhak Mengkritikku. Namun Sebagian Mereka Hanya Merendahkanku
- Pola Pikir Keliru: Tidak Melakukan Apa pun Lebih Baik dari Sekadar Menyibukkan Diri dengan Sesuatu yang Sudah Jelas Kegagalannya
- Pola Pikir Keliru: Bagaimanapun Saya Akan Pegang Erat-Erat dan Melindungi Apa yang Saya Punyai
- Pola Pikir Keliru: Orang Lain Harus Menyadari Betapa Aku Adalah Seorang yang Istimewa
- Pola Pikir Keliru: Saya Tidak Sanggup Menghadapi Sesuatu yang Mengganggu. Tidak Peduli Biaya Apa yang Harus Dikeluarkan untuk Menghindari Situasi Tersebut
- Pola Pikir Keliru: Saya Jelek (Orang yang Tahu Akan Benci kepada Tubuhku)
Bab 3: Masnawi dan 10 Langkah tentang Kecerdasan Emosi
- Langkah Pertama: Mengenali Diri Sendiri (Kesadaran Diri)
- Langkah Kedua: Empati dan Cara Memahami Orang Lain (Kesadaran Sosial)
- Langkah Ketiga: Kemampuan Berkomunikasi
- Langkah Keempat: Perencanaan Masa Depan dan Motivasi
- Langkah Kelima: Kemampuan Memecahkan Masalah
- Langkah Keenam: Mengelola Waktu, Stres, dan Amarah
- Langkah Ketujuh: Toleransi dan Memaafkan
- Langkah Kedelapan: Kegigihan
- Langkah Kesembilan: Bekerja Sama dan Kedermawanan
- Langkah Kesepuluh: Menjadi Penengah
Epilog
Daftar Pustaka